Langsung ke konten utama

Mau Gaul kok Repot ?


Inilah se'enggak'nya (apa ya kata yang tepat?) anak gaul jaman sekarang yang digambarkan oleh bang Benny & Mice. Dengan pakaian dan muka yang mirip preman pasar bisa dibilang keadaan ini agak memprihatinkan (halah... Padahal gue gak lebih sama seperti ini).

Semua yang digambarkan (dan diterangkan) di gambar itu menunjukkan seakan-akan si pemuda tersebut merepotkan (menyiksa kalo buat gue) dirinya sendiri dengan gaya rambut yang gak karuan dan aksesoris aspal merk chipun (china punya) hanya untuk dibilang GAUL.

Itu mungkin masih biasa saja, tapi yang satu ini benar-benar bikin prihatin. Silahkan buka [miris+ironis] obsesi anak sma buat beli bb [beneran ga mungkin repost gan!]. Sebuah cerita tentang obsesi anak SMA untuk membeli hp yang dibilang "trend masa kini", BlackBerry.

Sudah dibaca? Ya, menurut gue sendiri ini sudah keterlaluan . Betapa keras perjuangannya untuk memiliki hp BB ini. Sampai-sampai nekat mencuri uang orang tua. TER...LA...LU...!!!

Gue sendiri juga memang pernah terobsesi beli pulsa untuk internet-an sampai mencuri uang orang tua. Saat itu tarif internet memang mahal dan gue lagi ketagihan internet. Tidak seperti sekarang yang sudah seperti barang obralan (bayar $1 dapat 100MB). Sampai suatu hari, saat sedang asyiknya menjelajah alam maya di handphone, aku disuruh berhenti bermain. Aku tidak mau. Ibuku tetap memaksa. Dan terjadilah kejadian itu. (*duarr...duarr... Suara Petir menyambar) Aku mengambil palu yang berada diatas lemari dan... BRAAAKK... BRUKKK... BRUKK... GREDREPRAK... Hancurlah hape itu dengan tragis. Mukanya pecah, bajunya pecah. Hampir saja kepalanya pecah. Berakhirlah ketagihanku memainkan hape itu. Gak bohong lho. Hpnya hancur beneran. (kok malah curhat? ;) )

Kembali lagi ke topik pembicaraan.
Sepertinya sifat seperti ini hampir dimiliki semua remaja masa kini atau mungkin di semua masa. Ingin diperhatikan, berlebihan, ingin tampil 'beda' dari teman-temannya dan lain-lain. Masih wajar kalau mampu untuk membeli barang-barang gaul (tentunya yang asli ya). Tapi kalau dipaksakan? Kan keterlaluan. Sudah banyak korban trend yang 'berjatuhan'. Beberapa diantaranya ada disekitar kita. Atau bahkan Anda yang sedang membaca artikel ini. Perhatikan saja sendiri.

Gue sendiri tetap bahagia tanpa harus merepotkan diri untuk jadi anak Gaul. Malah, banyak anak gaul yang hidupnya lebih menderita (tersiksa meski disembunyikan) seperti contoh diatas. Yang niatnya keluar dari GapTek (Gagap Teknologi) malah jadi LaTek (Latah Teknologi). Tadinya mau jadi Kreatif d6n bh5 g4uln4 y9 55h db4c4 5pt 1n1 malah ngerepotin. (baca aja sendiri. Gue aja pusing) :) :)

Buat gue sendiri, gaul cuma butuh S3 (Sederhana dan Senang bikin orang Senang). Kalau tujuannya hanya untuk diperhatikan dan didekati banyak orang. Tapi kalau cuma ingin pamer, silahkan ikuti contoh yang pertama saya bahas. Its your life!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Update 1 September

Everytime I want to start doing my homework, there came a lazy mind. But at the same time, I want to write something. Something like this writing. I don’t know why, but it’s always happened this way. I should start make a decision about what is important, and what I really want to do. My school task is way more important, but I don’t like to do it. I want to start writing an article, some short stories, but it could be done in another day. Doing my school task means a future for me. A really simple thing to do. Just write some formulas, or write an essay for about one page. In the next day, your teacher take your task, give you a score for it. And it’s really important after you graduate from high school. But, writing is my future too. It’s my decision. Which way i want to choose? Both decision have a risk to face. You want to be writer? You will get a job as a writer. You can write an article for magazine, or some local paper. Or maybe a novel writer. Both earns money. But thi

Update 3: Living as a Success Lvl: Gamers tingkat Pelajar (Mid September 2012)

Siapa nih yang download!!!!??? Lambat bego!!! Halah, judulnya belibet begitu. Tidak mendidik malahan kalo Cuma baca judulnya. Tapi ini postingan serius (insya Allah, niatnya emang begitu. Tapi gak tau juga sih nantinya gimana). This is an article about living your life as a gamer, tapi yang masih pelajar. Emm, lebih kayak curhatan gue sendiri sih mungkin. Tapi ya, daripada gak ngupdate ini blog, mendingan lah. Game adalah permainan. Apa aja deh, yang penting permainan. Gak usah dijelasin lagi juga udah pada tau kan? Buat anak-anak dulu sebelum adanya game konsol keluar, yang banyak dimainkan ya kayak petak umpet, polisi-polisian, tak jongkok (eh, bener kan ya nulisnya kayak gini...??), lompat tali, dan banyak deh game outdoor lain yang menyenangkan dan menyehatkan (sehat dong! Kan banyak bergerak itu sehat).

Ib, The Game

Kali ini gue mau ngebahas satu game nih. Kayaknya ini kedua kalinya gue nge-review game. Terakhir kali nge-review game Silent Hill, sekitaran dua tahun yang lalu. Game konsol horror pertama yang gue kenal dan gue mainin. Sekarang game Silent Hill udah sampe ke seri Downpour yang dirilis untuk PS3 dan XBOX 360 (gak ada buat PC..... L ) dan pertengahan Oktober nanti film adaptasi dari Silent Hill 3, berjudul “Silent Hill Revelation” juga akan dirilis, di Amerika (gak ada buat Indonesia.... makin :nohope gue ).  Tapi ini bukan mau ngebahas tentang Silent Hill kok. Tapi tentang game berjudul  Ib.