Lagi seru-serunya nih momen Valentine Days. Baru beberapa hari yang lalu gue sama anak-anak rohis SMA se-Pekanbaru mengikuti acara “Tolak Valentine” di seputaran jalan Jend. Sudirman. Mungkin banyak juga orang gak tau kenapa ada Valentine Days. Darimana asalnya? Ada sejarahnya juga kenapa tanggal 14 Februari dinamakan Valentine.
Berikut sepenggal ceritanya:
So what? Itu perayaan untuk agama yang bukan Islam. Masalahkah itu? Ya. Kalau kamu merayakannya sama seperti yang mereka lakukan.
Kalau beda gimana? Lha, ini yang mau gue bicaraain disini. Banyak juga lho orang yang ANTI VALENTINE DAY, tapi cuma sekedar ikutan plus logika yang cuma selayang pandang.
Bagaimana kalo kamu merayakan “Valentine” tanpa berniat untuk ikut-ikutan orang lain yang ngerayain? Gimana kalo dalam “Valentine” itu diisi kegiatan yang berguna yang bernilai ibadah? Masihkah diharamkan?
Ya, nggak dong!? Beberapa point yang mesti lu pikirin sebelum berkoar-koar nolak valentine:
Berikut sepenggal ceritanya:
Alkisah pada tahun 260an Masehi, di Roma, pada waktu itu berkuasa Raja Claudius II. Dan Roma sedang dilanda peperangan dengan bangsa-bangsa lain hingga banyak sekali penduduk yang terlibat dalam peperangan. Claudius II tentu saja mewajibkan semua pemuda yang cukup umur untuk ikut berlaga di medan perang, berjuang demi Agama dan Negara. Waktu itu tenaga-tenaga pemudalah yang menjadi kekuatan utama peperangan. Maklum mereka kelebihan energi, dan sedang dalam proses pencarian jati diri. Berperang menjadi sebuah kebanggaan bagi para pemuda.Yang kita tahu dari cerita diatas adalah sebuah sinopsis dari drama percintaan yang luar biasa dramatis (ya iyalah… namanya juga drama).
Namun beberapa pemuda ada juga yang menolak untuk ikut berperang. Kebanyakan adalah pemuda-pemuda yang baru saja menikah. Tentu saja mereka lebih memilih berada di rumah bersama dengan istrinya, mengolah lahan pertanian dan menggembalakan ternak. Akhirnya, beberapa pemuda yang semula ogah berpeang pun akhirnya menikah supaya tidak terkena “wajib militer”. Tentu saja Claudius pun akhirnya kekurangan tentara. Akhirnya Raja Claudius II memerintahkan Uskup Valentine, sebagai pemimpin agama yang berhak menikahkan orang untuk tidak menikahkan calon pengantin selama perang.
Sebagai seorang pemimpin agama Katolik Roma yang taat, Uskup Valentine tentu saja menolak perintah Claudius II. Dia tetap menikahkan pasangan-pasangan calon pengantin di Gereja. menurut Valentine, pernikahan dilandasi dengan kasih sayang dan cinta kasih, dan menolak menikahkan adalah sebuah dosa. Dan akibatnya Claudius menjadi kekurangan tentara dan murka. Maka Uskup Valentino pun ditangkap dan dipenggal kepalanya oleh Claudius II pada tanggal 14 Februari 269 Masehi.
Beberapa puluh tahun kemudian Vatikan menobatkan Uskup Valentine sebagai martir. Dan tanggal 14 Februari, ketika dia dipenggal kepalanya dijadikan sebagai Hari St. Valentine untuk mengenang kemartiranya dan diperingati oleh seluruh umat Katolik di Dunia. Dan sering disebut sebagai hari kasih sayang.
So what? Itu perayaan untuk agama yang bukan Islam. Masalahkah itu? Ya. Kalau kamu merayakannya sama seperti yang mereka lakukan.
Kalau beda gimana? Lha, ini yang mau gue bicaraain disini. Banyak juga lho orang yang ANTI VALENTINE DAY, tapi cuma sekedar ikutan plus logika yang cuma selayang pandang.
Bagaimana kalo kamu merayakan “Valentine” tanpa berniat untuk ikut-ikutan orang lain yang ngerayain? Gimana kalo dalam “Valentine” itu diisi kegiatan yang berguna yang bernilai ibadah? Masihkah diharamkan?
Ya, nggak dong!? Beberapa point yang mesti lu pikirin sebelum berkoar-koar nolak valentine:
- Kalo hari kasih sayang itu gak cuma satu hari, kenapa gak menganggap hari “Valentine” sebagai hari biasa juga?
- Kalo untuk yang sudah berumah-tangga, masih haramkah hari “Valentine” ? (mengacu pada point diatas ya!)
- Untuk yang masih “pacaran” secara “Islami”, apa gak sadar kalo pacaran itu haram ? Ini gak masalah hari valentine, tapi apa yang kalian lakukan itu lho! Pacaran sebelum nikah haram kan?
- Hari Valentine dibilang hari Maksiat. Toh banyak orang melakukan Maksiat setiap saat kan? Kalo hari “Valentine” yang notabenenya Hari Kasih Sayang bisa dilakukan setiap hari, berarti tiap hari kita boleh maksiat dong?
Aksi Tolak Valentine oleh ratusan pelajar Islam di Pekanbaru. Jumat (28/12)
Karena ane gak foto-foto disana, ya ambil dari internet aja deh.
Dari foto diatas kan tertulis tuh:
“Jangan TERTIPU dengan VALENTINE DAY”
Banyak orang telah tertipu kalo valentine day adalah hari “spesial” berkasih sayang. Tertipu karena gak tau kalo hari itu adalah hari untuk memperingati seorang uskup yang mati dipenggal karena cintanya.
Kesimpulan:
Jangan jadikan hari valentine sebagai hari yang spesial. Karena pada saat itu juga kamu secara “tidak langsung” mengikuti kebudayaan orang non-muslim. Jadikan seperti hari-harimu yang lain. Jadikan seluruh hari dalam hidupmu spesial, karena orang yang beruntung adalah orang yang berubah meningkat maju di setiap harinya.
Bukan berarti kamu boleh bermaksiat setiap hari. Karena hal lain yang perlu diperhatikan adalah apa yang kamu lakukan dan apa yang kamu niatkan. Percuma saja kamu tidak berniat untuk ikut-ikutan valentine day, tapi tetep mojok di hutan kota. Bagus kalo sudah mukhrim, kalo belum? Nah,..!
So, Tolak Maksiat.
Komentar
Posting Komentar
Komentar: