Langsung ke konten utama

A Conclusion In This Chapter of "My Life"

Badan terasa merinding.
Menggigil antara rasa ingin melakukan sesuatu atau tidak sama sekali.
Satu yang aku tahu bahwa itu semua karena aku...
Aku terlalu banyak mementingkan hal yang tidak penting.
Yang aku berpikir dan merasa itu penting.
Tapi sebenarnya tidak.


Pernahkah kau melakukan sesuatu yang menurutmu hebat,
kau ahli dalam melakukannya,
kau berpikir akan menjadi terkenal karenanya,
tapi ternyata itu hanyalah harapan kosong?
Harapan yang diindahkan oleh setan agar kita melihatnya indah?
Tapi, itu memang pekerjaan mereka.
Mengindahkan semua hal yang kau (merasa) hebat karenanya.
Padahal hanya sampah.
Sampah yang tidak baik kalau disimpan dan disalah gunakan.


Selama setahun aku melakukannya, aku merasa hebat karenanya.
Tapi rasa itu hilang saat aku tersadar.
Sadar dari sleep-walking-ku.
Dan itu membuatku...


Aku sadar kalau hal itu disebabkan aku yang tidak mempunyai tujuan dalam hidup.
Aku punya banyak cita-cita.
Tapi tak satupun harapan itu aku...
Aku tidak pernah mengahrgai harapnku sendiri.
Sama seperti aku yang tidak menghargai diriku sendiri.


Tak perlu banyak.
Aku hanya butuh SATU.
SATU harapan yang bisa membuatku fokus terhadapnya.
Aku bisa menghargainya.
Aku bisa mendalaminya.


Dan harapan itulah yang akan membuatku memiliki tujuan hidup.
Karena tujuan hidup adalah pertanyaan yang masih belum aku temukan jawabannya.
Yang bahkan aku berbohong agar tidak repot-repot mencari jawabannya.


Please.
You are not a loser.
Not yet.


Tolong dengar dirimu sendiri.
Bukan perasaan yang bisa mengendalikan dirimu sepenuhnya.
Tapi Logika kamu yang seharusnya mengambil kendalinya.
Dan menggunakan perasaan untuk membuat harapan kamu jauh lebih kuat daripada hanya sebuah file...
File yang tersimpan, menunggu untuk dicetak...
Tapi ia tak pernah dicetak.
Jangan biarkan file itu terhapus karena file lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Update 1 September

Everytime I want to start doing my homework, there came a lazy mind. But at the same time, I want to write something. Something like this writing. I don’t know why, but it’s always happened this way. I should start make a decision about what is important, and what I really want to do. My school task is way more important, but I don’t like to do it. I want to start writing an article, some short stories, but it could be done in another day. Doing my school task means a future for me. A really simple thing to do. Just write some formulas, or write an essay for about one page. In the next day, your teacher take your task, give you a score for it. And it’s really important after you graduate from high school. But, writing is my future too. It’s my decision. Which way i want to choose? Both decision have a risk to face. You want to be writer? You will get a job as a writer. You can write an article for magazine, or some local paper. Or maybe a novel writer. Both earns money. But thi

Update 3: Living as a Success Lvl: Gamers tingkat Pelajar (Mid September 2012)

Siapa nih yang download!!!!??? Lambat bego!!! Halah, judulnya belibet begitu. Tidak mendidik malahan kalo Cuma baca judulnya. Tapi ini postingan serius (insya Allah, niatnya emang begitu. Tapi gak tau juga sih nantinya gimana). This is an article about living your life as a gamer, tapi yang masih pelajar. Emm, lebih kayak curhatan gue sendiri sih mungkin. Tapi ya, daripada gak ngupdate ini blog, mendingan lah. Game adalah permainan. Apa aja deh, yang penting permainan. Gak usah dijelasin lagi juga udah pada tau kan? Buat anak-anak dulu sebelum adanya game konsol keluar, yang banyak dimainkan ya kayak petak umpet, polisi-polisian, tak jongkok (eh, bener kan ya nulisnya kayak gini...??), lompat tali, dan banyak deh game outdoor lain yang menyenangkan dan menyehatkan (sehat dong! Kan banyak bergerak itu sehat).

Ib, The Game

Kali ini gue mau ngebahas satu game nih. Kayaknya ini kedua kalinya gue nge-review game. Terakhir kali nge-review game Silent Hill, sekitaran dua tahun yang lalu. Game konsol horror pertama yang gue kenal dan gue mainin. Sekarang game Silent Hill udah sampe ke seri Downpour yang dirilis untuk PS3 dan XBOX 360 (gak ada buat PC..... L ) dan pertengahan Oktober nanti film adaptasi dari Silent Hill 3, berjudul “Silent Hill Revelation” juga akan dirilis, di Amerika (gak ada buat Indonesia.... makin :nohope gue ).  Tapi ini bukan mau ngebahas tentang Silent Hill kok. Tapi tentang game berjudul  Ib.