Langsung ke konten utama

Hapetic Syndrome

Inilah penyakit aneh yang gak sembuh-sembuh dari diri gue. "Hapetic Syndrome". Syndrome yang disebabkan terlalu sering dekat sama handphone dan berefek pada kehidupan penderitanya.

Apa sih gejalanya ?
1. Gak pernah lepas dari hp selama 4 jam non-stop
2. Suka pinjam hp temen (khususnya kalo penderita Internet-Maniac)
3. Bibir pecah-pecah
4. Jempol melebar (khususnya untuk SMS-Maniac)
5. Handphone penderita menjadi Mini-Laptop (semua jadi serba dari hp)
6. Menjadi Teknisi HP amatiran

Apa sih efeknya buat kehidupan penderita ?
Efeknya untuk penderita berbeda-beda. Tergantung pada sifat Si penderita. Secara umum efeknya antara lain:
1. Serba tahu tentang info yang berhubungan dengan hp (dari harga hp, operator hp yang bagus, bahkan dalemannya hp)
2. Lupa daratan (karena sudah sering berkomunikasi lewat udara)
3. Jika sudah tingkat kronis, cara berpikir penderita akan seperti hp (kaku dan susah diatur)

Penyembuhan
Belum pasti bisa disembuhkan (yang nulis ini aja belum sembuh).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Update 1 September

Everytime I want to start doing my homework, there came a lazy mind. But at the same time, I want to write something. Something like this writing. I don’t know why, but it’s always happened this way. I should start make a decision about what is important, and what I really want to do. My school task is way more important, but I don’t like to do it. I want to start writing an article, some short stories, but it could be done in another day. Doing my school task means a future for me. A really simple thing to do. Just write some formulas, or write an essay for about one page. In the next day, your teacher take your task, give you a score for it. And it’s really important after you graduate from high school. But, writing is my future too. It’s my decision. Which way i want to choose? Both decision have a risk to face. You want to be writer? You will get a job as a writer. You can write an article for magazine, or some local paper. Or maybe a novel writer. Both earns money. But thi

Update 3: Living as a Success Lvl: Gamers tingkat Pelajar (Mid September 2012)

Siapa nih yang download!!!!??? Lambat bego!!! Halah, judulnya belibet begitu. Tidak mendidik malahan kalo Cuma baca judulnya. Tapi ini postingan serius (insya Allah, niatnya emang begitu. Tapi gak tau juga sih nantinya gimana). This is an article about living your life as a gamer, tapi yang masih pelajar. Emm, lebih kayak curhatan gue sendiri sih mungkin. Tapi ya, daripada gak ngupdate ini blog, mendingan lah. Game adalah permainan. Apa aja deh, yang penting permainan. Gak usah dijelasin lagi juga udah pada tau kan? Buat anak-anak dulu sebelum adanya game konsol keluar, yang banyak dimainkan ya kayak petak umpet, polisi-polisian, tak jongkok (eh, bener kan ya nulisnya kayak gini...??), lompat tali, dan banyak deh game outdoor lain yang menyenangkan dan menyehatkan (sehat dong! Kan banyak bergerak itu sehat).

Ib, The Game

Kali ini gue mau ngebahas satu game nih. Kayaknya ini kedua kalinya gue nge-review game. Terakhir kali nge-review game Silent Hill, sekitaran dua tahun yang lalu. Game konsol horror pertama yang gue kenal dan gue mainin. Sekarang game Silent Hill udah sampe ke seri Downpour yang dirilis untuk PS3 dan XBOX 360 (gak ada buat PC..... L ) dan pertengahan Oktober nanti film adaptasi dari Silent Hill 3, berjudul “Silent Hill Revelation” juga akan dirilis, di Amerika (gak ada buat Indonesia.... makin :nohope gue ).  Tapi ini bukan mau ngebahas tentang Silent Hill kok. Tapi tentang game berjudul  Ib.